Saturday, November 10, 2012

kelengkeng aroma durian

  • Profil Kelengkeng Aroma Durian
Kelengkeng aroma durian, merupakan kelengkeng yang tergolong jenis baru, kelengkeng aroma durian ini mempunyai ciri daun lurus, kaku dan hijau tua, daun muda berwarna hijau semu merah, tajuk kokoh, daging tebal, biji kecil, kering, kulit putih,buah memiliki aroma yang khas seperti aroma durian,sehingga dinamai kelengkeng aroma durian, kelengkeng ini mempunyai keunggulan mudah beradaptasi dengan lingkungan dan lebih mudah berbuah dari pada jenis kelengkeng lain. Untuk masa berbuah kelengkeng aroma durian ini tidak jauh beda dengan kelengkeng unggul lainnya, yaitu secara vegetatif 8-12 bulan, sedang secara generatif dapat berbuah pada umur 2-3 tahun.
Cara Perawatan :


Cara perawatan kelengkeng aroma durian ini sama dengan kelengkengpada umumnya, seperti itoh dan sebagainya, yaitu:
Penyiraman: cara merawat tanaman ini sama dengan merawat tanaman pada umumnya, yaitu disiram dengan air setiap 2 kali sehari, pagi hari dan sore hari, bila terlihat kondisi kering, bila kondisi tanah tanaman masih terlihat basah, maka cukup satu kali penyiraman saja.
Pemupukan: tanaman kelengkeng tidak berbuah bisa jadi karena tidak subur atau kekurangan unsur-unsur makro yang dibutuhkan seperti nitrogen, fosfor, kalium. Pupuk ditaburkan melingkar sesuai dengan tajuk tanaman. Namun, jika tajuk tanaman sudah tumbuh melebihi diameter pot, pupuk ditaburkan sekitar satu jengkal dari pangkal tanaman. Setelah itu tanaman disiram.
Pelukaan/Pengerokan: Pada dasarnya pelukaan atau pengerokan batang tanaman untuk menghambat pengiriman zat-zat makanan yang dihasilkan daun ke akar, sehingga terjadi pemupukan zat makanan di daerah tajuk.
Pengeringan atau stres air: kekurangan air akan memicu tanaman berbunga. Caranya tanaman kelengkeng dalam pot tidak disiram selama 2-3 hari. Setelah terlihat layu, tanaman disiram air sebanyak-banyaknya. Jika bunga tidak muncul juga, pengeringan bisa dilakukan lagi.

Kelengkeng Pingpong

Profil Kelengkeng Pingpong

Kelengkeng Pingpong memiliki tajuk dan daun yang unik. Dahannya cenderung memanjang, lentur, dan menjulur ke segala arah. Daun berwarna hijau tua, dan berukuran kecil menggulung kebelakang. Kulit buah berwarna coklat cerah dengan semburat merah muda dibagian pangkal buah. Daging buahnya cukup tebal walaupun biji juga tergolong besar, kulit buah tipis, dan cenderung kering atau tidak berair saat dikupas. Kelengkeng vegetatif bisa berbuah saat berumur 8-12 bulan dan kelengkeng generatif berbuah saat berumur 2-3 tahun


Cara Perawatan :
Penyiraman: cara merawat tanaman ini sama dengan merawat tanaman pada umumnya, yaitu disiram dengan air setiap 2 kali sehari, pagi hari dan sore hari, bila terlihat kondisi kering, bila kondisi tanah tanaman masih terlihat basah, maka cukup satu kali penyiraman saja.
Pemangkasan: Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman kelengkeng dengan tujuan sebagai berikut: membentuk tajuk yang ideal, sehingga tanaman kelengkeng bisa tumbuh dengan baik dan rimbun.
Pemupukan: tanaman kelengkeng tidak berbuah bisa jadi karena tidak subur atau kekurangan unsur-unsur makro yang dibutuhkan seperti nitrogen, fosfor, kalium. Pupuk ditaburkan melingkar sesuai dengan tajuk tanaman. Namun, jika tajuk tanaman sudah tumbuh melebihi diameter pot, pupuk ditaburkan sekitar satu jengkal dari pangkal tanaman. Setelah itu tanaman disiram.
Pelukaan/Pengerokan: Pada dasarnya pelukaan atau pengerokan batang tanaman untuk menghambat pengiriman zat-zat makanan yang dihasilkan daun ke akar, sehingga terjadi pemupukan zat makanan di daerah tajuk.
Pengeringan atau stres air: kekurangan air akan memicu tanaman berbunga. Caranya tanaman kelengkeng dalam pot tidak disiram selama 2-3 hari. Setelah terlihat layu, tanaman disiram air sebanyak-banyaknya. Jika bunga tidak muncul juga, pengeringan bisa dilakukan lagi

jambu jamaika

Profil Jambu Jamaika
Jambu Jamaika memiliki tajuk dan daun sama dengan jambu air yang lain. Dahannya cenderung memanjang, lentur, dan menjulur ke segala arah. Daun berwarna hijau tua, dan berukuran besar. Kulit buah berwarna merah muda saat belum matang dan berubah semakin hitam apabila semakin tua. Daging buahnya lebih tebal dari jambu air kebanyakan dan tekstur buahnya lebih halus. Jambu Jamaika vegetatif bisa berbuah saat berumur 9-13 bulan dan jambu Jamaika generatif bisa bebuah saat berumur 2-3 tahun.
Cara Perawatan :

Penyiraman
: cara merawat tanaman ini sama dengan merawat tanaman pada umumnya, yaitu disiram dengan air setiap 2 kali sehari, pagi hari dan sore hari, bila terlihat kondisi kering, bila kondisi tanah tanaman masih terlihat basah, maka cukup satu kali penyiraman saja.

Pemangkasan: Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman dengan tujuan sebagai berikut: membentuk tajuk yang ideal, sehingga tanaman Jambu Jamaika bisa tumbuh dengan baik dan rimbun.

Pemupukan dan Penyayatan
: tanaman Jambu Jamaika tidak berbuah bisa jadi karena tidak subur atau kekurangan unsur-unsur makro yang dibutuhkan seperti nitrogen, fosfor,kalium. Pemupukan dengan kadar P dan K yang tinggi (sebaiknya pupuk dilarutkan dalam air dan lalu disiramkan). Pemberian hormon perangsang bunga juga bisa dilakukan. Satu lagi yang tak kalah penting, buat sayatan terhadap kulit batang selebar kira-kira 1/2 – 1 cm pada pangkal batang secara melingkar. Sayatan dilakukan pada pangkal batang kira-kira 5 – 10 cm dari dasar tanah.

Pengeringan atau stres air: kekurangan air akan memicu tanaman berbunga. Caranya tunggu sampai tanaman jambu jamaika tidak memiliki pupus daun muda. Kemudian tanaman jambu jamaika tidak disiram selama 2-3 hari. Setelah terlihat layu, tanaman disiram air sebanyak-banyaknya. Jika bunga tidak muncul juga, pengeringan bisa dilakukan lagi.